Tuesday, June 18, 2013

Bad Blood : Kemeriahan Lain Inggris Raya ala Bastille

(Archives detikHOT)

Nama Bastille yang dipilih sebagai sebuah grup musik pendatang baru dari Inggris adalah pilihan yang pas. Mengingat keramaian unsur di album terbaru dan perdananya. Sekedar informasi, Bastille itu adalah sebuah perayaan nasional di Perancis pada tanggal 14 Juli, untuk mengenang hari dimana runtuhnya benteng Bastille yang dipandang sebagai pemberontakan bangsa modern.

Bertajuk Bad Blood, Bastille mencoba bergerak sejajar dengan musisi - musisi Inggris lainnya yang sudah lebih dulu mengukir nama. Mengusung genre elektronik pop, menjadikan Bastille sedikit berbeda dari band anak muda yang sudah ada.

Hampir semua materi dalam album ini begitu padat dengan suara - suara yang diciptakan oleh Dan Smith, Chris 'Woody' Wood, Kyle Simmons dan  Will Farquarson. Dibuka dengan track 1 yang berjudul Pompeii, Bastille sudah memberikan patokan dasar dalam bermusik ala mereka. Bunyi - bunyian perkusi dan melodi sudah menghentak sedari awal, belum lagi suara backing vocal yang unik di bagaian reff.

Begitu juga halnya terjadi di track - track selanjutnya, 'Things We Lost In The Fire', 'Bad Blood' dan 'Overjoyed' mash terdengar serupa, hanya ketukan yang sedikit berubah. 

Mungkin baru agar berbeda memasuki track 6, Wight of Living, Pt.II. Lagu ini terdengar catchy dengan nuansa disko ala Bastille yang tidak cepat tapi juga tidak lambat. Tentu dengan paduan suara techno khas britpop yang jika ditebak berasal dari semacam shyntisizer.

Hampir di akhir perjalanan 12 lagunya, ada sebuah track berjudul Oblivion yang terdengar berbeda. Bastille bermain dengan suasana sendu dan lembut di bagian ini.

Di debutnya ini, Bastille terasa ingin menanamkan betul ciri khas bermusik band yang baru terbentuk tahun 2010 ini. Tidak heran, Bastille tidak begitu bereksplorasi dengan kecanggihan perangkat digital yang mereka mainkan.

Tapi tetap saja album Bad Blood ini kemeriahaan baru musik Inggris Raya. Mungkin sudah waktunya ada yang menambahkan lagu mereka ke bawah Pet Shop Boys. Sesuai dengan namanya, Bastille berhasil menjadi pemberontak bangsa modern yang memperjuangkan kemeriahaan bermusik di Inggris Raya

Daftar lagu di album 'Bad Blood'

1. Pompeii
2. Things We Lost in the Fire
3. Bad Blood
4. Overjoyed
5. These Streets
6. Weight of Living, Pt. II
7. Icarus
8. Oblivion
9. Flaws
10. Daniel in the Den
11. Laura Palmer
12. Get Home
13. Weight of Living, Pt. I



RGB Class, Kemang
20.33 WIB

Monday, June 17, 2013

Kantor Berita Musik?

Bekerja sebagai seorang jurnalis musik adalah bagian dari passion hidup saya selama ini. Hobi menulis dan bermusik, tentu tidak akan susah ketika harus bekerja dengan tuntutan menulis apa pun yang berhubungan dengan musik, album baru, lagu baru, kolaborasi baru dan konser.

Bercerita tentang ini Saya jadi ingat ucapan Saya kepada seorang teman, "pengen banget nulis tentang musik, apapun!" Tentu menyenangkan ketika semua itu tercapai di tiga bulan terakhir ini. Ya, tiga bulan. Setelah lima tahun bertengkar demi mewujudkan semua ini terjadi. Setelah ratusan nada miring akan paradigma 'mau jadi apa seorang jurnalis'. Ya mau jadi jurnalis!

Tunggu dulu, jangan dulu kalian salutkan kemengan itu, karena ternyata semuanya tidak seindah seperti yang dibayangkan selama lima tahun terakhir. Alasannya? Jelas, menjadi jurnalis musik di sebuah kantor berita, hanya menjadi rubrik kecil dari kanal besar seluruh berita yang ditulis setiap harinya. Tolong jangan bayangkan suasana dimana semua orang begitu terlihat sebagai pengamat, alih - alih pengamat, Saya dan mereka yang ada di sana justru lebih menggambarkan orang - orang dengan semangat yang tertunda untuk idealisme bos besar yang sangat tinggi.

Menuliskan setidaknya 10 berita musik setiap hari sama sekali tidak menyulitkan, satu hal yang membuat semua itu berat adalah munculnya tokoh musik baru. Bagi Saya mereka bahkan belum bisa memainkan satupun alat musik. Bisa dibayangkan ketika seorang yang jelas - jelas lahir bukan untuk tujuh nada, hanya karena sebuah peristiwa Ring Back Tone (RBT), Saya harus mewawancaranya dan memasukannya ke dalam rubrik musik. Ini tidak fair!! Ditambah peristiwa itu harus didahulukan daripada sebuah band punk legendaris asal Amerika hanya karena mereka tidak punya pasar di Tanah Air ini.

Ada lagi satu peristiwa dimana Saya harus menuliskan tentang lima album dengan foto paling seksi yang pernah ada. Ini bagus untuk para kolektor dan penggemar mereka sendiri. Bagaimana dengan orang tua dan anak kecil dan mungkin saudara Saya yang membaca lalu menemukan nama Saya sebagai penulisnya. Ini tidak bagus! Dan kemudian mereka meminta Saya mengulanginya lagi untuk beberapa hari dengan tema yang hampir sama. Sepertinya begitu banyak orang yang bertambah pengetahuan bermusiknya karena tulisan itu. 

Sejujurnya Saya lebih mendambakan sebuah media musik yang sangat musik. Tidak dengan sesuatu yang berbau musik, tapi mendarah daging-kan musik. Musik itu soal jiwa dan rasa, bukan kaos band rock apa yang anda pakai hari ini. Bukan juga soal apakah si anu yang diorbitkan oleh si ini, padahal si anu dan ini sama sekali tidak bisa bernyanyi. Uang mereka yang bernyanyi.

Musik ini tidak seperti politik dimana banyak pelakunya bisa membohongi siapapun demi keuntungan material. Justru musik itu melatih kejujuran, jarang ada orang yang tidak bisa bernyanyi kemudian dikatakan bagus musikalitasnya, paling - paling dia tenar karena gosip. Penonton menilai langsung, penonton hadir langsung, penonton berdansa dan tepuk tangan!!!

Musisi adalah musisi. Bukan hanya anak band, bukan hanya penyanyi pria dan wanita. Terkadang justru sang pembetot bass dan penabuh drum. Musisi punya jiwa yang mengalunkan tujuh nada dan raga yang dengan irama yang menggelora. Jadi tolong jangan hanya bisa bernyanyi, lantas anda menjadi musisi. Jangan hanya karena jacket kulit anda menjadi seorang Mick Jagger.

Sekedar informasi, saya bekerja untuk sebuah media online terbesar di Indonesia. Dan di rubrik kecil itulah saya bercerita.


RGB Class, Kemang
19.38 WIB

Labels

ARIFA (1) Coretan (10) Emosi Jiwa (10) Fiksi (2) Minggu Pagi (4) Musik (10) Uncategorized (6)