Tuesday, October 15, 2013

'Soul Shaker': Simplifikasi Ragam Musik Blues Oleh Gugun Blues Shelter

Perjalanan karier selama 10 tahun di panggung musik blues, sepertinya membuat grup musik Gugun Blues Shelter (GBS) melakukan sedikit transformasi di album terbarunya, 'Soul Shaker'. Sebuah kesederhanaan dari keragaman musik blues ditonjolkan GBS di album ketujuh mereka.

Semakin matang secara usia, Gugun (vox/gitar), Jono (bass) dan Bowie (drum) ingin mengatakan bahwa bukan hanya musik ala blues Stevie Ray Vaughn yang mempengaruhi mereka, tapi juga era keemasan musik rock dan rock n roll menjadikan warna tersendiri. Selain itu, 'permainan' lainnya terjadi juga pada penulisan lirik dimana GBS terlihat jauh lebih simpel dan mencoba menyentuh ranah sosial yang mulai mengganggu pikiran trio yang terbentuk pada tahun 2004 itu.

'Soul Shaker'/Google Images
Perubahan-perubahan tersebut langsung dihadirkan GBS sejak lagu pembukaan di album barunya, 'Love Your Life'. Blues yang lembut dengan ketukan drum yang jauh lebih simpel mengalun selama empat menit. Ditambah juga lirik lagu ringan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.

Kesedarhanaan dan keragaman. Itulah yang muncul di lagu kedua berjudul 'Born To Be Awesome' yang terdengar menurunkan harmoni blues-nya dan beralih ke era rock yang klasik. Dengar saja kocokan gitar Gugun dan pola drum Bowie, namun suara vokalis bernama asli Muhammad Gunawan itu tak bisa bohong, tetap saja menjadikan lagu ini berwana blues.

Tahu betul menaik-turunkan emosi pendengarnya, GBS menyajikan nuansa yang berbeda di tiap judul lagunya. Seperti di 'Five Underwater', kembali lagi GBS menyuarakan blues kental dengan melodi gitar yang 'orgasmik' di ujung lagu. Sedangkan lagu 'Driving Home Alone' diaransemen jauh lebih santai, dengan Gugun yang bernyanyi menggnakan tekhnik 'falsetto' di nada-nada tinggi. Membuat kesan klasik semakin terasa.

Setengah album, hadir 'Captain Morgan'. Di lagu inilah permainan bahasa dalam lirik dilakukan GBS. Lirik-lirik jenaka yang menceritakan tentang seorang teman yang menggilai whiskey bermerek 'Captain Morgan' sampai akhirnya mengalami sakit perut yang cukup parah. Dari segi musik, unsur harmoni ditambah dengan sedikit siulan.

Terbaca dari judulnya, 'Funk #2', tentulah aransemen lagi ini mengusung salah satu genre musik tua itu. Di bagian akhir lagu, kemudian terdengar Gugun bermain dengan bunyi-bunyian elektronik yang bisa dibilang hampir tidak pernah dalam lagu-lagu sebelumnya.

Distrosi ala hard rock saja sudah terdengar sejak awal lagu, ditambah lagi unsur organ yang terdengar tipis seperti mengingatkan pendengar akan musik-musik yang pernah diciptakan oleh Eddie Van Halen. Kemudian dipertegas dengan bagian solo gitar di menit ke 3.37, dan inilah lagu berjudul 'Acid Rain' yang menjelaskan siapa yang memperngaruhi GBS saat proses pembuatan album 'Soul Shaker'.

'Di The Good Old Days', band yang pernah mewakili Ibu Pertiwi di ajang Hard Rock Calling 2011 lalu, menjajal rock balada yang populer dengan band-band seperti Scorpions dan Bon Jovi.

Dua lagu terakhir, 'Slaves To The Nation' dan 'Rock N' Roll Superstar' menambah koleksi karya GBS yang menyentuh ranah sosial di Indonesia. Cerita kemuakan kaum pekerja kelas bawah atas rutinitas yang membosankan hadir di 'Slaves To The Nation'. Give me a break,  tulis Gugun dalam liriknya

Sedangkan kisah ketimpangan sosial mengenai kebobrokan dan kebebasan berekspresi yang layak bagi siapa saja terdapat pada 'Rock N' Roll Superstar' dan sekaligus menutup perjalanan 10 lgau di album yang semuanya menggunakan bahasa inggris.

Jelas tidak hanya musik blues yang dibawa GBS tahun ini, Gugun, Jono dan Bowie menjajal kemampuan mereka masing-masing dengan genre yang berbeda-beda namun tetap berpayung pada musik blues. Simplifikasinya berjalan dengan sempurna, juga perubahan dan permainan lirik. Sesuai dengan tajuknya, 'Soul Shaker', GBS menggoyang jiwa blues mereka sendiri, dan mengocok jiwa-jiwa pendengarnya.



Calibata / 10

Labels

ARIFA (1) Coretan (10) Emosi Jiwa (10) Fiksi (2) Minggu Pagi (4) Musik (10) Uncategorized (6)