Wednesday, May 22, 2013

Masa Lalu

Masih di tempat yang sama, dengan gelas susu yang sama dia mencoba membunuh malam. Kadang sekelibat asap putih berhembus tepat di depan wajahnya. Asap rokok tiada henti bergulir, entah sudah berapa batang.

Tidak tahu apa yang dia lihat, yang jelas matanya menerawang begitu sendu. Setidaknya itu yang terlihat di banyak malam terakhir.

Kios - kios sudah mengunci rapat pintu kacanya. Tersisa sebuah warung kecil di antara yang gelap. Apakah dia memang terbiasa menghabiskan malam sendiri? Tidakkah membosankan?

Tapi kali ini dingin malam ini begitu menusuk. Bahkan tak seorang Eskimo pun sanggup menerjang badai kabut pinggiran kota. Tapi dia sanggup. Apa dia berasal lebih jauh dari utara bumi?

Matahari semakin mendekat, tapi dia tak juga beranjak se-inci pun dari kursinya. Matanya masih liar di usianya yang sudah hampir tiga jam itu.

Apa yang sebenarnya telah dia lakukan?



Calibata Borneo / 10
03.00 WIB

No comments:

Post a Comment

Labels

ARIFA (1) Coretan (10) Emosi Jiwa (10) Fiksi (2) Minggu Pagi (4) Musik (10) Uncategorized (6)